Jika ditinjau dari hasil karya seni, kata “calung” memiliki dua arti, yaitu sebagai alat karawitan (waditra) dan sebagai Seni Pertunjukan.
Pengertian Calung, sesuai dengan apa yang dikemukakan dalam Kamus Umum Basa Sunda, terbitan Lembaga Basa dan Sastra Sunda, artinya “tatabeuhan tina awi guluntungan, aya nu siga gambang, aya nu ditiir sarta ditakolannana bari dijingjing”.

Bahan baku pembuatan calung mempergunakan bambu. Bambu yang biasa dipergunakan untuk membuat calung adalah bambu wulung atau dikenal nama awi wulung yang berwarna hitam atau putih.
Berdasarkan modelnya, calung memiliki ragam bentuk dan jenisnya, diantaranya : Calung Rantay, Gambang Calung, Gamelan Calung dan Calung Jingjing yang saat ini banyak dikenal oleh masyarakat dengan nama Calung saja.
Perangkat calung jingjing dalam bahasan Sarasehan Seni Calung Jawa Barat yang diselenggarakan pada tahun 80-an terdiri dari: Calung Melodi disebut “kingking”, Calung Angkob Panyemen disebut “panempas”, Calung Pangiring disebut “Jongjrong”, Calung Kolotomik disebut “Gonggong” dan Kosrek atau Kolotok yang merupakan alat tambahan. Semua waditra diatas merupakan satu kesatuan dalam seni pertunjukan Calung.
Teknik baku atau dasar membunyikan Calung adalah dipukul dengan mempergunakan alat pukul (ditakol). Tangan kiri memegang sematnya dan tangan kanan memukul batang-batang calung sesuai dengan nada yang diinginkan. Bagian yang dipukul adalah bidang depan (beungeut), sedangkan yang dipukulny pas di tengah-tengah antara ujung puhu dan lubang simpul pada bagian congo.
Ada beberapa motif pukulan dalam memainkan calung, yaitu: dimelodi, dikeleter, dikemprang, diraeh, dicaruk, dirincik, diracek, salancar dan dikotrek.
Oleh karena itu persiapan dalam penataan materi pertunjukan Calung harus direncanakan sebaik-baiknya. Para pemainnya juga harus kreatif dalam upaya meningkatkan keterampilan (skill), serta kemampuan dalam wawasan seni pentas. Harus diperhitungkan pula dengan matang mengenai situasi dan kondisi masyarakat yang akan dihiburnya. Hal lain yang lebih penting selain unsur hiburan, pada dasarnya pertunjukan calung dapat dijadikan alat komunikasi yang mengandung beberapa aspek antara lain penerangan dan pendidikan.*****

20.48

Ayo Main Angklung...

"Tak kenal maka tak Sayang", Ungkapan itu kini perlu ditumbuhkan kembali pada generasi muda kita agar selalu mencintai produk budaya sendiri.  Dalam Blog ini, sengaja saya persembahkan pada generasi muda khususnya yang mengaku asli orang Jawa Barat (Baca : Sunda) untuk lebih mengenal alat musik tradisional yang terbuat dari bambu ini diantaranya perangkat musik yang dinamakan ANGKLUNG.

Perangkat Angklung
Secara fisik, Perangkat musik angklung umumnya disebut dalam satuan unit dan set, perincian berdasarkan konvensi sebagai berikut:

Satu unit unit besar (sebagai contoh) terdiri atas:

* angklung melodi kecil nomor 0 s.d. 30 sebanyak 3 set.
* angklung melodi besar nomor G s.d. f sebanyak 2 set.
* angklung akompanyemen (akord) sejumlah 12 buah.
* angklung ko-akompanyemen (akord) sejumlah 12 buah.


Cara Memainkan Angklung
Seperti pada umumnya, angklung dimainkan dengan cara digetarkan. Untuk menghasilkan bunyi yang baik, maka ada beberapa teknik yang dapat diterapkan sebagai berikut.


Cara Memegang Angklung
Angklung dapat dipegang dengan cara sebagai berikut (ini berlaku untuk yang normal, jika kidal maka diperlakukan sebaliknya):


* Tangan kiri bertugas memegang angklung dan tangan kanan bertugas menggetarkan angklung.
* Tangan kiri dapat memegang angklung dengan cara memegang simpul pertemuan dua tiang angklung vertikal dan horisontal (yang berada di tengah), sehingga angklung dipegang tepat di tengah-tengah. Hal ini dapat dilakukan baik dengan genggaman tangan dengan telapak tangan mengahdap ke atas atau pun ke bawah.
* Posisi angklung yang dipegang sebaiknya tegak, sejajar dengan tubuh, dengan jarak angklung dari tubuh cukup jauh (siku tangan kiri hampir lurus), agar angklung dapat digetarkan dengan baik dan maksimal.
* Tangan kanan selanjutnya memegang ujung tabung dasar angklung (horisontal) dan siap menggetarkan angklung.


Cara Memegang Lebih dari Satu Angklung
Untuk pemain yang memegang lebih dari satu angklung, dapat dilakukan cara memegang angklung sebagai berikut:

Angklung yang ukurannya lebih besar dipegang tangan kiri pada posisi yang lebih dekat ke tubuh, baik dengan cara dimasukkan ke dalam lengan (jika angklung melodi besar atau yang masuk ke dalam lengan pemain) di posisi lengan bawah, atau dimasukkan ke dalam jari tangan kiri sehingga angklung sisanya dapat dipegang juga oleh jari tangan kiri lainnya dan masing-masing angklung dapat dimainkan dengan sempurna dan baik.

Cara Membunyikan Angklung
* Angklung digetarkan oleh tangan kanan, dengan getaran ke kiri dan ke kanan, dengan posisi angklung tetap tegak (horisontal), tidak miring agar suara angklung angklung rata dan nyaring.
* Sewaktu angklung digetarkan, sebaiknya dilakukan dengan frekuensi getaran yang cukup sering, sehingga suara angklung lebih halus dan rata.
* Meskipun memainkan angklung bisa sambil duduk, tetapi disarankan pemain memainkan angklung sambil berdiri agar hasil permainan lebih baik.
* Disarankan juga pada saat memulai latihan, dapat dimulai dengan latihan pemanasan, yaitu membunyikan angklung bersama-sama dengan melatih nada-nada pendek dan panjang secara bersama selama tiga sampai lima menit setiap latihan.


Beberapa Cara Memainkan Angklung
Sekurang-kurangnya terdapat dua cara yang paling umum tentang memainkan alat musik angklung, yaitu dengan digatarkan dan dipukul (dibunyikan putus-putus atau centok). Berikut disampaikan bberapa teknik yang dapat dipergunakan untuk bermain angklung dengan baik.


Menggetarkan Angklung
Angklung dibunyikan dengan digetarkan secara panjang sesuai nilai nada yang dimainkan.

Membunyikan Putus-putus, Dipukul (Centok)
Angklung tidak digtarkan, melainkan dipukul ujung tabung dasar (horisontal)-nya oleh telapak tangan kanan untuk menghasilkan centok (seperti suara pukulan). Hal ini berguna untuk memainkan nada-nada pendek seperti tanda musik pizzicato.


Tengkep
Angklung dibunyikan dengan digetarkan secara panjang sesuai nilai nada yang dimainkan, tetapi tidak seperti biasanya tabung kecilnya ditutup oleh salah satu jari tangan kiri sehingga tidak berbunyi (yang berbunyi hanya tabung yng besar saja). Hal ini dimaksudkan supaya dapat dihasilkan nada yang lebih halus sesui keperluan musik yang akan dimainkan (misalkan untuk tanda dinamika piano).


Nyambung
Seperti disampaikan oleh guru angklung diatonis Bapak Daeng Soetigna, maka dianjurkan untuk membunyikan nada angklung secara nyambung. Hal ini dilkukan dengan teknik sebagai berikut: bila ada dua nada yang dimainkan secara berturutan, maka agar terdengar nyambung maka nada yang dibunyikan pertama dibunyikan sedikit lebih panjang dari nilai nadanya, sehingga saat nada kedua mulai dimainkan, nada pertama masih berbunyi sedikit, sehingga alunan nadanya terdengar nyambung dan tidak putus.


Dinamika (keras dan pelan)
Sesuai kebutuhan lagu, angklung dapat dimainkan pelan (piano) atas keras (forte). Disarankan untuk kedua jenis dinamika ini sebaiknya frekuensi getaran angklung per detik tetap sama jumlahnya, sedangkan yang berbeda adalah jarak ayunan angklung oleh tangan kanan yang selanjutnya akan menentukan amplituda getaran dan menyebabkan keras atau pelannya lnada yang dimainkan.


Cara Memainkan Angklung Melodi dan Akompanyemen
Cara bermain angklung di atas ditujukan untuk angklung melodi. Selain angklung melodi, terdapat angklung akompanyemen yang terdiri atas nada akor. Angklung ini dimainkan sesuai akor lagu, dan dapat dimainkan dengan dua cara, yaitu digetarkan dan ditengkep.

Untuk teknik memainkan angklung akompanyemen dengan metoda centok (pukul), dapat dilakukan bersama dengn alat musik bass (bisa bass petik seperti cello/biola dengan ukuran besar) atau bass pukul (dari tabung angklung berukuran sangat besar). Teknik memainkannya mengikuti pola ritmik lagu seperti misalnya poila waltz ( 0 X X) atau mars ( 0X 0X 0X 0X), dengan keterangan 0 untuk memainkan bass dan X untuk memainkan angklung akompanyemen.

Sebagai catatan tambahan, umumnya angklung akompanyemen mayor terdiri atas empat tabung dengan menyertakan nada septime (7)-nya, sehingga jika dibutuhkn untuk memainkan akor mayor murni maka nada septimenya sebaiknya tidak dimainkan (ditengkep) sesuai keperluan lagu.

Angklung ko-akompanyemen adalah angklung akompanymen dengan susunan nada lebih tinggi satu oktaf. Biasanya angklung ini dimainkan bersahutan akompanyemen atau bersamaan dengan angklung akompanyemen, atau dimainkan secara khusus untuk jenis musik tertentu seperti keroncong.